Curhatan Mahasiswa Galau
Selamat sore
selasa, kini aku kembali dipeluk oleh anginmu sungguh aku mencintainya, ya aku
mencintai anginmu, angin seperti ini yang memberi kesan damai, aku damai
apalagi jika bisa menghabiskan senja disepanjang pelukanmu, peluk aku terus,
teruslah peluk aku wahai angin sore hingga senja menelanmu, bersamamu aku
tenang untuk kesekian kalinya lagi dan lagi. Ku lepas segala penatku dengan
dengan berteman denganmu tinta kertas hitam diatas putih apalah itu yang penting
aku tenang bila menulis aku tak pandai berkata-kata, hidupku adalah menulis, duniaku
adalah menulis aku bisa mengapresiasikan segalanya dengan menulis, orang lain
takkan tahu apa yang kurasakan apa yang kulamai jika tak ku sandarkan semuanya
dalam tulisan, ya karena aku tak pandai berkata-kata, aku tak jago dalam
berbicara, berdebat, atau segala
macamnya yang menyangkut itu. Setiap hari selasa pagi aku berangkat menuju
kampus tepat pukul 6.00 padahal
matakuliah pagi dimulai jam 7.00 dan jarak antara rumah dan kampusku long distance relationship sekitar 2 jam
bila ditempuh dengan angkutan umum dan untuk kesekian kalinya aku telat, yeaa
sebenarnya bukan karena ku malas bangun pagi, namun, aku kecewa kerap kali
waktu setelah shubuh sekitar pukul 5 aku sudah berangkat keterminal tujuannya agar aku tepat waktu sampai kampus
pukul 7. Tapi apa yang terjadi bis
pertama, carry pertama dan segala angkutan pertama yang menuju kota kampusku bertolak
mulai pukul 6 dan paling cepat aku sampai kelas pukul 7.45 hal yang selalu ku ulangi pada setiap
jadwal matakuliah jam 7, pernah 2 kali aku bolos karena aku baru datang pukul
8.10 sedangkan waktu yang tersisa hanya tinggal 30 menit lagi, ya sudahlah, ya
begitulah hidupku. Pertanyaannya adalah aku kost disebuah rumah tapi kenapa aku
lebih memilih pulang pergi, jawabannya karena aku tidak ingin terlalu merepotkan
orangtuaku yang bila aku lama ada dikota ini berarti aku harus menghabiskan
uang orangtuaku lebih untuk hidup disini disetiap hari liburnya, jadi itulah alasan
aku pulang setiap hari sabtu dan kembali bertolak pada hari selasa karena
memang jadwalku pada semester ini dari selasa hingga sabtu. Aku sudah banyak
merepotkan mereka aku sering melawan mereka bila emosiku sedang tidak stabil
padahal mereka sudah relatif tua yang harusnya istirahat biar anak-anaknya yang
membiayai kebutuhan mereka. Tapi aku adalah anak sulung dari 3 bersaudara,
mereka semua perempuan yg nomor 2 bernama Ananda yang nomor 3 Asti, ya
adik-adik manisku masih kecil yang satu kelas 5 SD dan yang satu baru mau masuk
SD tahun ini, ya beginilah aku, sebenarnya aku sayang mereka tapi sekali lagi
aku tak pandai berkata-kata, jika tak kusandarkkan pada tulisanku mereka takkan
mengerti bagaimana diriku pada mereka. Aku dekat dengan mereka tapi tidak
pernah sampai ke tahap saling curhat karena mungkin seumur mereka masih belum
nyambung jika ku ajak bicara tentang apa yang biasanya aku bicarakan dengan
teman-temanku. Tapi aku terbuka segala-galanya pada ibuku. Aku selalu menangis
aku slalu mengeluh kerap aku bercerita segalanya yang kulalui, kemarin sore
sembari jalan-jalan menghabiskan waktu sore kita ketika aku mengantar ibuku
membeli beberapa meter kain untuk membuat baju adik-adikku untuk acara perpisahan
mereka, aku bercerita bahwa ketika aku pulang kesini ke kotaku, aku berangkat
dari kota kampusku pukul 5 sore dan ketika itu aku sedang berpuasa, aku
memberikan ongkos pada mas-mas kenek sebesar Rp. 10.000 dia malah memberi uang
kembalian hanya Rp. 3000 padahal biasanya ongkosnya hanya sebesar Rp. 5000. ketika aku meminta kembalian dia
malah melemparkan uang Rp. 1000 kejalan raya, dengan sangat terpaksa aku
memungutnya karena tak ada cara lain uang jajanku sudah habis dengan rasa malu
dan berteriak kesal aku memungutnya.. sabarr. Lalu aku melanjutkan kembali
perjalananku dengan naik bis yang lain
sehingga aku sampai rumah pukul 7 malam, ya seperti biasa. Ketika aku bercerita
hal yang lainnya seperti aku tak suka bila ada laki-laki siapapun itu dia
merokok didalam bis, dan aku selalu mengingatkan mereka untuk mematikan
rokoknya, aku terganggu para penumpang lain juga terganggu, ada yang
tersinggung, ada yang marah, ada yang menurut karena menghargai. Kejadian lainnya
saat aku dalam bis ketika berulang kali aku bertengkar dengan mas-mas kernet
karena katanya ongkosku kurang, padahal sudah jelas-jelas menurut dinas
perhubungan jarak antara kotaku dengan kampusku sebesar Rp. 11.000, berpatok
pada itu aku tidak mau dibodohi mereka aku lawan saja mereka, bahkan aku pernah
sampai berteriak-teriak karena aku tak mau memberikan uang lebih padanya. Ibuku
selalu berkata “jangan begitu kalau didalam bis, kamu ini perempuan gak pantes nantinya jika orang itu
dendam lalu amit-amit melakukan hal-hal yang tidak diinginkaan padamu bagaimana?”
Aku terdiam sesaat aku mengerti apa yang disampaikan ibuku, untuk beberapa
waktu aku diam aku menurut tetapi jika aku merasa tersinggung atau bagaimana ku
tak bisa diam karena aku benci jadi perempuan lemah, lemah itu diinjak-injak.
Ya inilah hidupku, rangkaian yang kualami. Ini hanya segelintir pengalaman yang
tidak enak bila harus diingat. Manisnya adalah ketika aku bersama teman-teman
kelasku aku sangat nyaman berada diantara mereka dan belajar apa yang aku suka,
jurusanku, matakuliah dijurusanku ya meskipun aku tidak terlalu mahir atau
berada di pondasi atas tapi aku menjalankannya dengan penuh keikhlasan. Sepahit
apapun hidupku takkan pernah kutukar dengan hidup orang lain karena aku
mencintai mereka, aku mencintai prosesku, aku mencintai hidupku. Ini hanya
sepenggal kisahku aja guys jadi syukurilah apapun yang terjadi pada kalian mbak
mas brow, nikmati aja selagi masih bisa, Tuhanmu bersamamu, peace and freedom
cimucimu :D
Comments
Post a Comment