Curhatan Mahasiswa Galau: Edisi ketika jadi kasir
Hai selamat
malam kalian yang sedang bergelut dengan tugas, besok quiz, ujian, proposal,
skripsi, kkn, presentasi, makalah, berhadapan dengan kekasih, orangtua,
ekonomi, juga yang tak pernah lelah bagi mahasiswa yang mengejar dosen untuk
meminta segaris tanda tangan, atau kalian yang sedang galau karena mengapa kau
tak kunjung lulus dan menikmati ketika namamu dipanggil dihadapan rektor dan
seluruh mahasiswa lain dengan gelar sarjana dibelakang nama kalian, selamat
galau dan jangan berlarut, dan juga mahasiswa-mahasiswa galau lainnya selamat
menikmati hari ini.
Angin tak
mengunjungiku malam ini bahkan ia tak mengehembuskan hembusan nafasnya
sekalipun. Aku sedang tidak galau, tidak juga gembira, aku biasa saja, I’m
feeling my life is flat for a while. Aku tak sedang ingin menulis, aku tak
sedang lapar, aku tidak merasa capek, bahkan besok quiz pun aku biasa saja, aku
tidak megantuk meskipun biasanya jam segini jadwal mataku beristirahat dari
aktifitas apapun, tak ada satu orangpun lelaki yang membuatku galau, karena
memang aku tidak sedang dekat dengan siapa-siapa. Aku teringat satu hal ketika
libur semester kemarin, aku bukan akan menceritakan tentang tugas atau asmara.
Aku bercerita tentang pengalamanku saat 25 hari menjadi kasir disebuah fashion
shop. Aku bertekad untuk mengisi hari-hariku dengan seberguna mungkin. Be
useful people for all! Itu ceritanya motoku sejak SMA hingga sekarang.
Awalnya karena
memang ingin menggunakan waktu sebaik mungkin, soalnya sayang jika waktu
sekitar satu bulan dibuang begitu saja hanya dihabiskan untuk main-main,
mennonton TV dari pagi hingga malam hingga pagi lagi, akhirnya kena marah
orangtua karena dicap jadi anak yang malas selama berbulan-bulan, karena juga
aku tidak aktif berorganisasi tidak seperti di SMA aku harus mencari aktifitas
lain apapun itu yang penting positif. Bukannya aku tidak tertarik
berorganisasi, aku sudah mencoba 3X screening 2 organisasi dan semuanya,
failed. Yaa sudahh tak apa pasti Tuhan punya rencana yang lebih indah untuk
saya apapun itu, percayalah, mending gagal daripada tidak mencoba samasekali,
tak ada rasa dendam, tak ada rasa rendah diri, karena aku sadar orang-orang
baik disekelilingku, mereka selalu ada, namun kadang saja aku yang tak
menyadarinya. Percayalah.
Aku memasukkan
satu berkas lamaran, lalu ada proses interview sebentar besoknyapun aku sudah
diperbolehkan untuk masuk kerja. Sehari demi hari aku lalui dengan lancar disana,
rekan kerjaku Rika dann Yeni mereka welcome sekali, gajiku sebesar Rp.17.500 x
25 hari. yaa tak besarlah tapi cukup untuk membelikan kedua orangtuaku satu
martabak rasa keju dari hasil keringat gaji pertama dalam seumur hidupku. Aku
bangga sekali waktu itu. Aku jadi banyak tahu tentang kehidupan mereka, seluk
beluk mereka bagaimana keluarganya, tak ada rasa gengsi disana semua sama,
semua rata, dengan tukang parkir, tukang jus, tukang baso tahu sekalipun, tak
perlu ada jarak gengsi. Semuanya sama.
Tetapi memang karena hidup is not always flat, complicated pun banyak
bermunculan, ketika salah satu rekan kerja sirik pada rekan kerja yang lain, padahal
apasih yang mereka perebutkan harta, tahta ? Kalian ini seperti anggota partai
politik saja.
Setiap alur
pasti memiliki klimaks, begitupun alurku klimaks terjadi saat pertukaran rekan
kerja yang tak begitu sepaham denganku tapi yasudahlah untuk apa dipikirkan,
aku tak mau merebut apapun, karena tujuanku karena hanya ingin mengisi waktu
luangku dan mendapat gaji saja, itu saja. Setiap pagi pengecekkan barang,
setiap datang barang baru semua karyawan sibuk, mesin kasir yang ada kupikir
jadul karena toko ini memang sudah lama berdiri jadi aku agak pusing ketika
awal-awal menggunakannya bahkan ada kunci real kunci yang harus menancap dan
kode2 tertentu yang harus dihafal, laporan setiap pukul 4 sore dan setengah
sembilan malam, karena waktu kerja dibagi menjadi 2 shift pagi pukul 7.00-18.00
dan siang pukul 10.30-20.30 kebiasaan buruk yang belum bisa aku tinggalkan
adalah kebiasaan terlambat tak dimanapun, tak di kampus,, ditempat kerja bahkan
ketika akan sekedar hangout dengan
teman-temanku. Betapa bodohnya aku ini. Setiap malam aku pulang sendiri
tak ada kendaraan yang menemaniku. Aku ingin mendewasakan diriku juga memandirikan
diriku. Kadang orangtua atau kerabatku menjemput tapi seringnya ku pulang jalan
kaki malam-malam sendirian, tak apalah memang untuk mencapai kesuksesan itu
harus merasakan perih yang benar-benar dulu, itu kata ibuku. How perfect mother
she is, I think. Ibuku yang mencetakku begini walau sering aku melawannya tapi
ibuku tak pernah henti menasehatiku, memotivasiku, juga mendo’akanku (aku
selalu tak sengaja melihatnya saat mendoakanku). Aku ingin sekali membahagiakan
ibuku nanti, mengabulkan apapun keinginannya. Ia juga mendukung apapun yang
kulakukan karena ia percaya padaku, itu kata ibuku.
Kembali ke toko,
ditoko tidak hanya mempekerjakan lulusan SMA, lulusan SMP pun dibutuhkan, untuk
menjadi seorang Sales Promotion Girl (SPG), itu adalah bagian dari profesi. Tak
untuk dipandang sebelah mata, karena yang tidak halal justru itu profesi yang
hina, sangat hina, apapun itu, pelacur, penipu, koruptor, dan blablabla
sebagainya. Aku bukanlah seseorang yang jika ingin sesuatu mendapatkan dengan mudah
aku harus bekerja keras dahulu lalu aku akan mendapatkannya. Disana aku belajar bersyukur yang sangat
sangat, aku jauh lebih beruntung masih bisa menikmati mahalnya pendidikan. Kadang disanalah pepatah jangan selalu
melihat keatas tetapi kebawahlah berlaku . Itu penting sekali karena disitu aku
dapat benar-benar merasakan syukur yang luar biasa. Jadi pelajarannya adalah
Berbaur dengan yang diatas itu penting biar bisa paham tentang modernisasi,
perkembangan teknologi, dll tetapi berbaur dengan yang dibawah juga sama
pentingnya agar kita bisa bersyukur, itu juga kata-kata ibuku. Ibuku emang ibu
peri yang berwujud jadi ibuku terimakasih Tuhan.
Nah, godaan
lainnya yang aku rasakan ketika seorang mahasiswa disemester tangung seperti
aku ini, lulus masih lama dan aku sempat terpikir aku ingin cuti kuliah aku ingin membiayai kuliahku sendiri. Namun
orangtuaku melarangnya, yang penting kuliah dulu lulus nanti baru bekerja
sepuasnya, mereka sudah relatif tua, jadi mereka ingin cepat-cepat melihat anak
sulungnya ini menjadi sarjana dan bekerja di tempat yang sesuai. Tapi mereka juga
mensupport jika pada liburan-liburan tertentu aku kembali pada pekerjaanku apapun
itu asalkan halal. Waktu menjelang UAS hanya tinggal 2 minggu lagi dan UAS akan
dilaksanakan pada saat bulan Ramadhan, yaa meskipun agak keberatan tapi ya mau
bagaimana lagi, jadwalnya sudah seperti itu terima sajalah. Aku juga ditawari
lagi oleh bapak pemilik toko itu untuk libur selanjutnya tetapi aku tak yakin
karena kesempatan itu hanya terbuka untuk sebelum bulan Ramadhan.
Pukul 23.00
ternyata, begitulah pengalamanku semoga jadi inspirasi yaa buat mahasiswa-mahasiswa
galau, ingat jangan berlarut, peace,
stay cool...masih ada hari esok yang harus di hadapi dinikmati disyukuri. Move on
guys!!
Comments
Post a Comment