Bukan Cinderellla
Mengagumi seseorang yang hebat yang dulunya adalah seorang
kakak kelas populer saat SMA memang kadang menyakitkan hati ketika kau menyadari
bahwa kau ada di predikat kesekian ratus yang menyandang status “biasa aja”
dimatanya, karena perempuan-permpuan yang jauh lebih baikpun bertebaran
dihadapannya. I surrender to admire you, I really give up if only should think
about man, go away I'll focus on my self only, my mom&dad, my future.
Ithink if I be more patient, everything is gonna be ore awesome! Just 2 years
till I pass graduate and get a bachelor degree dari salah satu kampus yang baru
diresmikan negeri beberapa bulan yang lalu. I decide that I’ll start to make
arelationship if I had reached them.
Sebenernya hati sakit banget gitu pas aku nyadar siapa aku
siapa dia wkwk, aku suka nangis deras2 didalam kamar sendiri kalau masalah itu,
tapi beberapa menit setelah aku puas aku keluar kamar dengan raut muka biasa
lagi dan tak ada seorangpun yg tau kalau aku sering menangis diam-diam. Dengan
begitu perasaanku akan stabil.
Bila dipikir-pikie lagi, aku tidak cantik, aku tidak pintar,
aku tidak kaya, hatiku tidak seputih cinderella, aku tidak pintar masak, aku tidak bergitu
pintar bergaul, aku tidak memiliki apapun untuk dibanggakan. Ima nothing, Ima
duck, Ima larva, Ima zero.
Tapi aku masih punya setitik semangat agar hidupku maju dan
berguna bagi orang lain. Hanya itu tekadku. Kalau dtelik2 lagi aku cewek freak
yg serba ingin tahu dan gk tau malu kadang2. Aku hanya orang kampung yg tadinya
gak tau gmn cr naik lift, gmn cara ngambil uang di atm, gmn cr transfer uang ke
rekening, gmn cara nyuruh abang2 kenek berenti di dlm bis, gmn cara make
photobox, gmn cara nyirem aer make kloset duduk, tapi aku yang kepo dan lebih
pede kalo jalan sendiri ini suka nanya2 gajelas gitu jadi aku tahu. Segalanya bisa
dipelajari. Aku lebih senang jalan sendiri ketimbang ramai2 sm teman, Tpi itu hanya kesenangan karena faktanya aku
cukup sering berada diantara teman2ku.
Aku pernah sakit hati oleh 1 2 3 4 yaa sekitaran segitulah
laki2, keempat dari mrk hanya 2 yang pernah jd pacarku tapi hanya 1-2bulan, dan
yang lainnya aku nemu gak sengaja tp sudah memberi kesan begitu. bukan karena
apa aku sakit hati oleh mereka tetapi karena omongan mereka yang meremehkan
seorang winda widia yang faktanya gak punya apa2, aku dipandang sebelah mata oleh
laki2 yang mungkin kaya raya itu seolah-olah menghina keadaan keluargaku yang
memang sedang dalam masa sulit2nya.
Kadang Tuhan, aku merasa cemburu pada mereka yang telah
mengangkat derajat keluarganya hingga masyarakat menghormatinya. Tapi aku pun
harus tegar harus apa adanya, gak boleh macem2, berpenampilan biasa saja. Aku
yakin 1000% kelak aku akan seperti mereka yang perih ketika dala prosesnya
meraih pendidikan. Kata ayahku: pendidikan adalah jalan agar bisa mengubah
nasib.
Karena faktanya juga aku samasekali gak butuh lelaki yang
orangtuanya kaya raya, tapi kuliahnya berantakan, solatnya keteteran, bangunnya
kesiangan, ipknya Cuma 2, senangnya jalan2, menghabiskan uang. Kelak kan aku
akan hidup bersama seorang laki2 bukan sm orangtuanya yg kaya raya itu. Percuma.
Aku hanya seorang gadis yang ingin terus terus menjadi
manusia yang lebih lebih baik lagi.
Comments
Post a Comment